Probolinggo – Seorang bayi berusia 9 bulan, anak pertama dari pasangan suami istri (Pasutri) Wildan (21) dan Kristi (20) asal Kota Probolinggo, mengalami pembengkakan pada paha kaki sebelah kiri setelah menerima vaksin imunisasi di Puskesmas Wonoasih pada awal Januari 2025. Pasutri tersebut menduga adanya malpraktik oleh oknum bidan di Puskesmas Wonoasih saat memberikan imunisasi kepada bayi mereka.
Dugaan malpraktik ini menarik perhatian Gerakan Militan Pejuang Indonesia (GMPI), yang diwakili oleh Ketua DPD Probolinggo Raya, A. Dhany, yang langsung merespons dengan memberikan pendampingan kepada keluarga korban. Bersama dengan Ketua PAC Wonoasih Kota Probolinggo, Fakih Efendi, Dhany mendatangi Puskesmas Wonoasih untuk meminta klarifikasi serta pertanggungjawaban terkait masalah ini.
“Ya, sebelumnya kami menerima aduan masyarakat mengenai dugaan malpraktik di Puskesmas ini. Kami datang ke sini bersama keluarga pasien untuk meminta klarifikasi dan pertanggungjawaban atas tindakan medis yang diduga salah,” ujar A. Dhany pada Rabu (19/03/2025) pagi.
Kronologi bermula pada 7 Januari 2025, ketika bayi Klarisa dibawa ke Puskesmas Wonoasih untuk menerima imunisasi. Namun, beberapa hari setelah imunisasi, bayi tersebut mengalami benjolan atau pembengkakan di paha kaki sebelah kiri yang hingga kini belum kunjung sembuh.
“Harapan kami adalah agar pihak Puskesmas bertanggung jawab penuh hingga bayi Klarisa sembuh, dengan melanjutkan penanganan medis ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Dari koordinasi yang kami lakukan, pihak Puskesmas siap bertanggung jawab dan merujuk pasien ke RSUD Ar-Rozy untuk dilakukan operasi,” tambah Dhany.
Senada dengan pernyataan Dhany, Fakih, Ketua PAC Kecamatan Wonoasih, meminta agar Puskesmas tidak tinggal diam dan memastikan kasus ini ditangani dengan serius hingga tuntas. Ia juga berharap agar penanganan medis di rumah sakit berjalan lancar tanpa kendala.
“Kami berharap operasi yang disarankan oleh RSUD Ar-Rozy tidak menemui hambatan dan mempermudah proses pengobatan bayi Klarisa,” ungkap Fakih.
Pihak keluarga juga telah mencoba berbagai upaya untuk menyembuhkan benjolan tersebut, termasuk dengan mengompresnya menggunakan air hangat. Namun, usaha tersebut belum membuahkan hasil.
“Sudah berkali-kali mengompres benjolan di paha bayi ini, namun hasilnya tetap nihil,” jelas Fakih.
Setelah mediasi dengan pihak Puskesmas Wonoasih, mereka menyatakan siap bertanggung jawab dan mengawal proses penyembuhan bayi Klarisa sampai tuntas. Rujukan ke RSUD Ar-Rozy telah diberikan pada hari itu juga untuk kelanjutan perawatan.
“Kami akan terus mengawal proses ini hingga tuntas. Semoga tidak ada kendala di rumah sakit dan penanganannya bisa berjalan lancar,” tutup Fakih.
Pihak keluarga kini menunggu tahapan selanjutnya dan berharap penanganan medis yang lebih tepat dapat membantu bayi Klarisa sembuh dari pembengkakan yang dialaminya. (Tim/Red/**)