Kupasberita.net|Lamongan-Desa Taji kecamatan Maduran berguncang dengan adanya demo dari masyarakat Desa Taji yang tidak puas atas kinerja Kades Sultoni. Demo yang dilakukan warga Desa Taji dimulai dari balai Desa Taji menuju Kecamatan Maduran. Dan Demo ini mendapat pengawalan ketat dari Polsek Maduran juga Koramil setempat. Rabu 20/9/23.
Aksi demo menurut ketua aksi Sugiarto yang sekaligus ketua AMPOTRA ( Asosiasi Masyarakat Pro Transparasi ) mengatakan, kronologi terjadinya aksi demo adalah kinerja buruk kepala desa yang semakin lama semakin merajalela. Seluruh proyek desa tanpa ada pihak desa yang di libatkan, semuanya di kerjakan kepala desa sendiri. Baik BPD ataupun timlak tidak pernah di ikut sertakan.
” Kami selaku bagian dari AMPOTRA menuntut kades Sultoni untuk mundur dari jabatannya atau dengan sukarela mengundurkan diri , banyak sudah penyelewengan yang dia perbuat. Selama ini kami masih diam dan bersabar. Tapi semakin di diamkan semakin merajalela dia, ujar Sugiarto pada wartawan kupasberita.net by phone.
Penyelewengan yang di maksud adalah ( sesuai bukti yang telah di berikan ke kejaksaan Lamongan ) seperti halnya Dana covit 2021 senilai 85 jt trnyata direalisasikan hanya berbentuk masker saja. Penanggulangan bencana 64 jt ternyata fiktif, dana kambing 70 jt habis di jual kades yang tinggal hanya kandangnya, BUMDES 2020 sebesar 50 JT, ( 2021 ) 75 jt, ( 2022 ) 56 jt terealisasikan hanya ada puluhan gas elpiji, Jalan Usaha Tani 3 titik 200 jt masing masing titik hanya di kasih karek/ pedel 17 retase dump truck, dan masih banyak lainya.
Menurut ketua aksi Sugiarto dirinya akan mengawal terus kasus ini sampai ada titik terang. Dan Sugiharto pun sudah melaporkan kasus ini beserta barang bukti ke Kejaksaan Negri Lamongan, Dinas PMD dan inspektorat.
Sementara itu saat di konfirmasi Kades Toni mengatakan pernah dirembuk cuman belum ketemu titik temunya.
( Ayu/Red)