Kota Probolinggo – Sebuah video berdurasi 1 menit 59 detik viral di sejumlah grup WhatsApp, Minggu (7/9/2025). Rekaman tersebut memperlihatkan sambutan Lurah Kebonsari Kulon, Ikromi Wida Utama, dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di wilayahnya.
Dalam video, Ikromi menyampaikan pernyataan keras terkait peran media yang menurutnya sering menimbulkan provokasi. Ia meminta masyarakat untuk tidak mudah tersulut emosi akibat pemberitaan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Media ini hanya mencari keuntungan pribadi dan merugikan beberapa pihak. Jangan sampai warga kita terprovokasi lalu merugikan diri sendiri,” ujar Ikromi dalam sambutannya.
Ikromi mencontohkan bagaimana sebuah pemberitaan dapat dipelintir. Sebagai contoh ia menyebutkan seorang ketua RW yang membeli mobil, lalu dikaitkan dengan isu penyalahgunaan dana kotak amal masjid. Menurutnya, contoh tersebut menggambarkan bagaimana opini publik bisa terbentuk tanpa dasar yang jelas.
Lebih jauh, ia juga menyinggung pemberitaan seputar aksi demonstrasi yang dinilainya kerap ditambahi narasi tertentu hingga menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan.
Meski pernyataannya menimbulkan pro dan kontra, Ikromi menekankan bahwa warga Probolinggo tetap menjaga kondusivitas. “Alhamdulillah Kota Probolinggo aman. Warganya lebih memilih sibuk mencari penghasilan daripada merusak fasilitas negara. Itu yang terpenting,” ujarnya.
Tanggapan Jurnalis Lokal
Pernyataan tersebut mendapat sorotan dari kalangan jurnalis di Probolinggo. anggota Afiliasi Wartawan Probolinggo Raya (AWPR), Edi Darminto, menyatakan bahwa tidak semua media bekerja dengan motif keuntungan pribadi.
“Memang ada oknum yang menyalahgunakan profesi, tetapi mayoritas media tetap berpedoman pada kode etik jurnalistik. Tugas media adalah menyampaikan informasi yang akurat dan berimbang kepada publik,” kata Edi D, Senin (8/9/2025).
Ia mengingatkan pejabat publik untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat. “Pernyataan yang disampaikan di ruang publik, apalagi pada acara keagamaan, bisa berdampak luas. Kritik seharusnya disampaikan secara proporsional,” tambahnya.
Edi D juga menegaskan bahwa masyarakat memiliki mekanisme hukum untuk menanggapi pemberitaan yang dianggap keliru, yakni melalui hak jawab, hak koreksi atau pelaporan ke Dewan Pers.
Reaksi Publik
Viralnya video sambutan itu memicu beragam komentar di media sosial. Sebagian warga mendukung pernyataan lurah karena menilai media sering memicu keresahan, sementara yang lain menilai ucapannya berpotensi melemahkan kepercayaan terhadap pers.
Hingga kini, rekaman sambutan tersebut masih beredar luas di berbagai grup WhatsApp dan menjadi bahan perbincangan hangat di Kota Probolinggo.
(Edi D/Bambang/**)